Ilmuwan Ungkap Wajah Eropa Pertama Bukan “Kulit Putih”

Oleh: Shante Wooten
10 Oktober 2013
Sumber: Political Blind Spot

Siapapun calon “Supremasis Kulit Putih” sangat cemas. Baru-baru ini ilmuwan mengungkap bahwa wajah orang-orang Eropa pertama ternyata bertampang Sub-Sahara Afrika.

Tampang Eropa pertama
(Gambar via BBC)

Kepala prototipe “Orang Eropa Pertama” dibuat ulang dari pecahan tulang, sebuah tengkorak tak utuh, dan tulang rahang. Semua kepingan ini ditemukan di sebuah gua di kawasan baratdaya Pegunungan Carpathia Rumania.

Seniman forensik Richard Neave bertanggungjawab atas rekonstruksi ini, berdasarkan fragmen yang berumur sekurangnya 35.000 tahun. Analisa penanggalan radiokarbon menetapkan fragmen-fragmen tertua mungkin berumur setuanya 36.000 tahun. Neave merupakan seniman forensik untuk sebuah acara BBC mengenai asal-usul ras manusia dan evolusi.

Pada masa itu Eropa dihuni oleh Homo Neanderthalis, atau manusia Neanderthal, yang segera digantikan oleh suku-suku nomaden Afrika. Neanderthal Genome Project berpostulat bahwa orang-orang Neanderthal dibinasakan oleh kelompok-kelompok migran ini. Homo sapiens sejati pertama (dan homo sapien sapiens) di Eropa rupanya tidak dapat dikenali sebagai etnis “Kaukasia” sama sekali. Ciri-ciri itu, kerap diidentifikasi sebagai “kulit putih”, kelihatannya muncul lama kemudian, setelah Eropa didiami oleh suku-suku Afrika yang bertampang mirip dengan reka ulang buatan Neave.

Perbedaan utama antara tengkorak ini dan homo sapien sapiens adalah gigi geraham luar biasa besar, yang menggiring para ilmuwan untuk berspekulasi bahwa tengkorak ini melambangkan suatu percampuran dengan pribumi Homo Neanderthalis.

Entah itu benar atau tidak, yang pasti tampang leluhur “manusia” Eropa pertama tidak mirip dengan yang disangkakan banyak orang.

Erik Trinkaus, profesor antropologi di Universitas Washington, Missouri, menyebut rahang itu merupakan fosil tertua manusia modern yang dapat ditentukan penanggalannya secara langsung. Dia berkata, “Jika digabung, material ini adalah yang pertama mendokumentasikan dengan aman seperti apa tampang manusia modern saat mereka menyebar ke Eropa.”

Ini mungkin sedikit mengecewakan bagi para peragu yang tersisa bahwa semua umat manusia berasal dari Afrika dan menyebar dari sana.

5 thoughts on “Ilmuwan Ungkap Wajah Eropa Pertama Bukan “Kulit Putih”

  1. Terimakasih sharing ilmunya terutama tentang Quantum. Kenapa tertarik karen ateman saya bercerita bahwa quantum mampu mengakomodir Singularity dan Polar.

  2. Assalamualaikum admin, saya ada proyeksi untuk riset skripsi studi komparatif mengenai sains dan agama dan kebetulan ada dua referensi ebook terjemahan yg sangat membantu yg saya dapatkan ebook gratisnya dari website ini. Ada dua buku: Dunia Paralel (Michio Kaku), dan Black Hole, Wormhole, and Time Mechine (Jim al-Khalili), kedua buku tersebut diterjemahkan secara bebas oleh grup SesaMedia. Nah, barangkali berkenan, saya minta bantuan admin untuk bagaimana saya bisa mengakses tim penerjemah tersebut, guna membicarakan masalah hak cipta, kredibilitas sumber akademik, dll..

    Lebih lanjut saya harap admin bisa menghubungi saya via email. Sebelumnya terimakasih.

Leave a reply to Arya Mahendra Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.