Peta Migrasi Manusia

Sumber: National Geographic

Ketika manusia pertama kali mengambil resiko pergi keluar Afrika sekitar 60.000 tahun lampau, mereka meninggalkan jejak genetik yang masih kelihatan hari ini. Dengan memetakan penampakan dan frekuensi penanda genetik pada suku-suku modern, kita menciptakan gambaran kapan dan ke mana manusia-manusia kuno bergerak di seluruh dunia. Migrasi-migrasi besar ini akhirnya menuntun anak-cucu sebuah kelompok kecil orang Afrika untuk menduduki daerah-daerah terjauh Bumi.

Spesies kita adalah spesies Afrika. Afrika adalah tempat kita pertama kali berevolusi, dan tempat kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di Bumi. Fosil-fosil terawal Homo sapiens modern muncul dalam catatan fosil di Omo Kibish, Etiopia, sekitar 200.000 tahun lampau. Walaupun fosil-fosil lebih tua bisa saja ditemukan pada tahun-tahun mendatang, ini adalah pemahaman terbaik kita tentang kapan dan kira-kira di mana kita berawal.

Menurut catatan genetik dan paleontologis, kita baru mulai meninggalkan Afrika antara 60.000 sampai 70.000 tahun lampau. Tidak diketahui pasti apa yang menggerakkan ini, tapi kita menduga itu ada kaitan dengan perubahan iklim besar yang sedang terjadi sekitar waktu itu—pendinginan mendadak iklim Bumi yang didorong oleh dimulainya salah satu bagian terburuk Zaman Es akhir. Hentakan dingin ini membuat hidup jadi sulit bagi leluhur Afrika kita, dan bukti genetik menunjukkan penurunan tajam ukuran populasi sekitar masa ini. Bahkan, populasi manusia kemungkinan jatuh menjadi kurang dari 10.000. Nyawa kita terancam.

Begitu iklim mulai membaik, sehabis 70.000 tahun lampau, kita kembali dari peristiwa hampir punah ini. Populasi berkembang, dan beberapa penjelajah pemberani mengambil resiko keluar Afrika. Orang-orang paling awal yang mengkolonisasi luas tanah Eurasia kemungkinan melakukannya dengan menyeberangi Selat Bab-al-Mandab yang memisahkan Yaman modern dari Djibouti modern. Para penyisir pantai awal ini berekspansi pesat sepanjang pesisir menuju India, dan mencapai Asia Tenggara dan Australia pada 50.000 tahun lampau. Serbuan besar pertama spesies kita keluar Afrika telah membawa kita jauh-jauh ke seluruh dunia.

Tak lama kemudian, 50.000 tahun lampau lewat sedikit, kelompok kedua rupanya memulai perjalanan ke pedalaman, meninggalkan kepastian hidup di daerah tropis untuk menuju Timur Tengah dan Asia Tengah selatan. Dari barak-barak pangkalan ini, mereka siap untuk mengkolonisasi garis-garis lintang utara Asia, Eropa, dan selebihnya.

Sekitar 20.000 tahun lampau sekelompok kecil pemburu Asia ini bergerak menghadapi badai, memasuki Arktik Asia Timur pada masa Glasial Maksimum Terakhir. Pada waktu ini, lapisan es besar yang menutupi utara jauh telah mengisap banyak kelembaban Bumi dalam hamparan luas tanah gundul putih, menurunkan permukaan laut sebanyak lebih dari 300 kaki. Ini menampakkan jembatan tanah yang menghubungkan Dunia Lama dengan Dunia Baru, penyambung Asia dengan Amerika. Dalam menyeberanginya, para pemburu melakukan lompatan besar terakhir perjalanan manusia. Pada 15.000 tahun lampau mereka sudah menembus daratan di selatan es, dan dalam 1.000 tahun mereka sudah berhasil mencapai ujung Amerika Selatan. Sebagian mungkin malah melakukan perjalanan lewat laut.

Cerita tidak berakhir di situ, tentu saja. Kemunculan agrikultur sekitar 10.000 tahun lampau—dan ledakan populasi yang ditimbulkannya—telah menyisakan dampak dramatis pada lungkang gen manusia. Munculnya kekaisaran-kekaisaran, perjalanan lintas samudera yang menakjubkan oleh orang-orang Polinesia, bahkan peningkatan migrasi global secara luar biasa dalam 500 tahun terakhir boleh jadi meninggalkan jejak dalam DNA kita. Ada banyak persoalan perjalanan manusia yang menanti untuk ditanyakan dan dijawab. Kisah apa saja yang menanti untuk diceritakan dalam DNA Anda?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.