Misteri-misteri Migrasi Manusia

Sumber: National Geographic

Cactus Hill, Virginia

Di sebuah situs di Virginia bernama Cactus Hill, para arkeolog menemukan sekumpulan artefak yang menantang ide-ide ilmiah soal orang-orang Amerika pertama. Kearifan konvensional menyebut Pribumi Amerika adalah keturunan sekelompok kecil orang dari Asia timurlaut yang menyeberang di atas jembatan tanah yang kini lenyap, memanjang antara Siberia dan Alaska 12.000 s/d 15.000 tahun lampau.

Tapi artefak-artefak di Cactus Hill berasal dari 16.000 SM. Terlebih, mata tombak batu yang ditemukan di situs ini mengingatkan pada mata tombak buatan budaya Zaman Batu di Prancis baratdaya, disebut Solutrean, yang berakhir 18.000 tahun lampau.

Arkeolog Dennis Stanford mengusulkan bahwa orang Amerika pertama sebetulnya adalah orang-orang Solutrean, yang menyeberangi Atlantik dalam perahu-perahu yang mirip dengan perahunya Eskimo Arktik. Menurut ide kontroversial ini, orang-orang Solutrean termasuk penjelajah Dunia Baru pertama dan mungkin leluhur sebuah budaya Amerika kuno lain, kaum Clovis, yang hidup sekitar 13.000 tahun lampau.

Pada tahun-tahun belakangan, ide bahwa ada banyak migrasi ke Amerika oleh beberapa kelompok orang sejak sejauhnya 16.000 s/d 18.000 tahun lampau rupanya ditunjang oleh sekumpulan bukti genetik, linguistik, dan fisik yang semakin bertambah.

Dhofar, Oman

Penemuan lebih dari seratus situs baru-baru ini di Kesultanan Oman, terletak di sudut tenggara Jazirah Arab, dapat mengubah cara ilmuwan memikirkan migrasi kuno leluhur kita keluar Afrika.

Menurut sebuah ide, yang disebut hipotesis ekspansi pesisir, manusia-manusia modern awal meninggalkan Afrika sekitar 60.000 tahun lampau dan menyebar ke seantero Eropa dan Asia dengan mengikuti garis pesisir. Tapi mata tombak batu dan artefak-artefak lain yang ditemukan di Oman yang berasal dari sekitar 106.000 tahun lampau mengindikasikan bahwa sebuah budaya “Nubian Zaman Batu Pertengahan” pernah tumbuh subur di Arabia selatan.

Mata tombak kelihatannya dibuat menggunakan teknik seperti yang digunakan oleh masyarakat nomaden pemburu-pengumpul dari Lembah Nil Afrika yang dikenal sebagai “Kompleks Nubian”. Menurut arkeolog Jeffrey Rose, bukti dari Oman menyediakan “jejak remah-remah batu” yang ditinggalkan oleh para manusia awal yang bermigrasi keluar Afrika dan masuk Arabia dengan mengikuti jaringan sungai di pedalaman. Iklim di Arabia adalah iklim tropis pada saat manusia Zaman Batu tinggal di sana, kata ilmuwan, dan merupakan rumah untuk air tawar dan binatang buruan melimpah semisal gazel dan antelop.

Kennewick Man

Pada 1996, sebuah kerangka berumur 9.300 tahun ditemukan secara kebetulan di Columbia River di Kennewick, Washington, pada saat lomba kapal luncur. Korps Zeni AD AS mulanya menyerahkan kerangka itu kepada sebuah koalisi suku-suku Pribumi Amerika, yang mengklaim Kennewick Man sebagai leluhur mereka dan yang ingin menguburnya sesuai tradisi kesukuan. Tapi para ilmuwan mengajukan gugatan federal untuk mendapat izin mempelajari kerangka itu, dan pada 2004, hakim federal memutuskan mengabulkan permintaan ini setelah menetapkan bahwa suku-suku tersebut tidak bisa membuktikan pertalian budaya langsung dengan Kennewick.

Sebuah analisa terhadap kerangka ini pada 2005 menetapkan bahwa Kennewick Man sengaja dikubur dan telah mengalami berbagai trauma fisika sebelum mati pada usia paruh-hingga-akhir 30-an. Dia individu berperawakan tegap, dan lengan kanannya lebih besar daripada lengan kiri, yang kemungkinan akibat dari sering memakai atlatl, atau pelempar tombak, yang dia dan orang-orang sezamannya gunakan untuk melontarkan tombak sampai sejauh panjang lapang sepak bola untuk membunuh mangsa.

Sebagian ilmuwan yang mempelajari kerangka Kennewick Man menyatakan ciri-ciri wajahnya adalah ciri Eropa, sementara yang lain berargumen bentuk tengkoraknya paling mirip dengan kelompok Jepang bernama Ainu. National Geographic Explorer-in-Residence dan pendiri Genographic Project, Spencer Wells, menyebut Kennewick adalah tipikal tengkorak-tengkorak Amerika awal (pra-8.000 tahun lampau) lainnya dalam hal ini; kebanyakan dari mereka mempertontonkan ciri-ciri lebih tipikal populasi Eropa dibanding peninggalan belakangan.

Monte Verde, Chile

Situs arkeologis Monte Verde terletak di pegunungan rendah Chile selatan dan telah ditanggalkan berusia lebih dari 14.000 tahun. Artefak-artefak yang ditemukan di situs ini meliputi tulang-belulang mastodon, tungku-tungku berisi arang, dan tiang-tiang kayu yang dulunya menopang pondok-pondok. Penemuannya pada akhir 1970-an mengindikasikan manusia bukan saja tiba di Amerika jauh lebih awal dari yang disangka, tapi mereka juga sudah bepergian lebih jauh daripada yang diperkirakan siapapun.

Pada 2008, para arkeolog menemukan serpihan gulma laut terkunyah di situs tersebut yang mungkin dipakai untuk makanan dan pengobatan dan yang menguatkan penanggalan artefak-artefak lain di sana. Ditemukan beberapa spesies gulma berbeda, yang mengindikasikan bahwa orang-orang Amerika awal mempunyai pengetahuan lumayan maju tentang ekosistem pesisir.

Berdasarkan bukti ini, sebagian peneliti menyatakan manusia-manusia kuno menyebar ke seluruh Amerika melalui migrasi pesisir perlahan di Pantai Pasifik, alih-alih berpencar sepanjang rute-rute pedalaman sebagaimana anggapan tradisional. Arkeolog Tom Dillehay berspekulasi bahwa orang-orang boleh jadi bergerak dalam pola “zigzag”—mengambil jalan memutar pedalaman untuk mengikuti “ribuan godaan” sepanjang jalan sebelum kembali ke pesisir untuk melanjutkan migrasi ke arah selatan.

Meadowcroft Rockshelter, Pennsylvania

Terletak dekat Pittsburgh, Pennsylvania, situs Meadowcroft Rockshelter merupakan emper birai batu (rock ledge overhang) yang digunakan sebagai lokasi kemah oleh para pemburu dan pengumpul prasejarah sekitar 16.000 tahun lampau. Ditemukan pada 1955, Meadowcrift Rockshelter adalah situs tertua tempat tinggal manusia di Amerika Utara dan eksistensinya memberi kredibilitas pada ide bahwa manusia tiba di Amerika lebih awal dari anggapan tradisional. Situs ini menghasilkan hampir dua juta artefak, termasuk perkakas kuno dari batu atau tulang, pecahan tembikar, dan ratusan lubang api. Sisa-sisa binatang dan tumbuhan—termasuk buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian—juga ditemukan di situs ini.

India Zaman Batu

Setelah pertama-tama meninggalkan Afrika, para manusia modern mungkin berbelok ke timur untuk mendiami India sekitar 76.000 tahun lampau—puluhan ribu tahun sebelum mereka diduga tiba di Eropa. Menurut paleoantropolog Michael Petraglia, yang sedang mengembangkan teori ini, para manusia modern awal mungkin telah menghabisi spesies manusia lain, Homo heidelbergensis, yang, menurut dugaan ilmuwan, meninggalkan Afrika sekitar 800.000 tahun lampau dan telah tinggal di India.

Skenario Petraglia sangat mirip dengan apa yang, menurut beberapa ilmuwan, terjadi di Eropa sekitar 30.000 tahun lampau, di mana para manusia modern mendorong sepupu dekat mereka, Neanderthal, menuju kepunahan. Manusia-manusia modern yang mengkolonisasi India mungkin juga bertanggungjawab atas lenyapnya satu spesies lain, Homo floresiensis (alias “hobbit”), yang fosil tulang-belulangnya ditemukan di pulau Flores, Indonesia, kata Petraglia.

Peking Man

Pada 2008, para arkeolog China mengklaim bahwa sebuah tengkorak hasil galian baru yang bertanggal 80.000 s/d 100.000 tahun adalah bagian dari seorang manusia modern awal. Pers milik pemerintah China mengelu-elukan penemuan itu sebagai “penemuan terbesar di China setelah Peking Man”—subspesies Homo erectus Asia yang ditemukan pada 1920-an dan yang sempat mendorong sebagian antropolog untuk menyatakan bahwa China adalah tanah air asli umat manusia. (Ide itu belakangan tertolak oleh penemuan-penemuan di Afrika.)

Jika tengkorak baru ini memang bagian dari seorang manusia modern, itu bakal memaksa peninjauan kembali secara radikal teori-teori tentang kapan leluhur kita pertama kali meninggalkan Afrika sebab itu mengindikasikan perpencaran awal manusia-manusia modern ke arah timur dari Afrika dan Timur Tengah. Tapi pakar-pakar lain menolak ide ini, menyebut tengkorak China itu lebih mirip Peking Man ketimbang mirip manusia modern.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.