Bukti DNA Indikasikan 300 Juta Orang China Adalah Keturunan Dari Hanya 3 Orang Kakek Zaman Batu

Oleh: Physics arXiv Blog
24 Oktober 2013
Sumber: Medium

Read more: Bukti DNA Indikasikan 300 Juta Orang China Adalah Keturunan Dari Hanya 3 Orang Kakek Zaman Batu

Lebih dari 40 persen populasi Han China dapat menelusuri pohon silsilah mereka sampai ke tiga “super-kakek” yang hidup pada era Neolitik.

Pemahaman kita akan sejarah manusia sedang mengalami sebuah revolusi. Teknologi yang memungkinkan ini adalah sekuensing DNA secara cepat dan murah yang menyingkap kode genetik seseorang dalam beberapa jam saja. Dengan membandingkan sekuens manusia-manusia berbeda, kita dapat mencaritahu bagaimana mereka berkerabat dan merekonstruksi pohon silsilah sampai banyak generasi ke belakang.

Terlebih, sebaran geografis perbedaan genetik juga mengungkap kapan populasi membelah.

Teknik ini telah mengungkap banyak hal menarik. Sebagai contoh, manusia dan simpanse memiliki leluhur bersama yang hidup sekitar 6 juta tahun lampau, manusia-manusia modern bergerak keluar Afrika dan masuk Eropa dan Asia antara 100.000 s/d 40.000 tahun lampau tapi manusia baru mulai mendiami Amerika sekitar 15.000 tahun lampau.

Penelitian ini sangat bergantung pada data. Kesimpulan lebih detil hanya memungkinkan dengan data lebih banyak dari sebuah populasi. Untungnya, data genetik yang begitu susah didapat 10 tahun lalu kini telah berubah menjadi aliran berlimpah, bahkan selang pemadam. Alhasil, wawasan-wawasan baru mengenai sejarah manusia sedang bermunculan dengan laju gila-gilaan.

Hari ini, Shi Yan di Universitas Fudan di Shanghai dan beberapa rekan telah mengumpulkan sampel darah dari 800 orang China dan memilih 110 di antaranya untuk analisa genetik terperinci. Mereka bilang, hasilnya menunjukkan 40% orang China adalah keturunan dari tiga manusia saja yang hidup di zaman Neolitik sekitar 5.000 tahun lampau. Itu berarti total 300 juta orang yang hidup hari ini mempunyai tiga kakek bersama.

Selain itu, mungkin pula untuk mengidentifikasi para super-kakek ini dengan mempelajari sejarah China dari masa tersebut.

Pertama-tama, sedikit latar belakang. Penelitian baru ini didasarkan pada studi kromosom-Y, yang diturunkan dari ayah kepada anak laki-laki di setiap generasi. Meski sekuens-sekuens dari berbagai orang pada umumnya mirip, mereka mengandung variasi-variasi kecil yang disebut single nucleotide polymorphism atau SNP (dilafalkan ‘snip’) di mana satu nukleotida dalam sebuah sekuens digantikan oleh satu nukleotida lain.

Pola SNP-SNP dalam gen seseorang adalah unik. Ketika perbedaan-perbedaan ini terdapat pada bagian-bagian pengkode di genom, mereka bisa menentukan hal-hal yang membuat kita berbeda, misalnya warna rambut atau kerentanan terhadap penyakit.

Tapi SNP juga terdapat di kawasan-kawasan non-pengkode di DNA. Bahkan, kromosom-Y mengandung sekuens non-perekombinasi terpanjang dalam DNA manusia, dan ini diturunkan kurang-lebih utuh dari satu generai ke generasi berikutnya. Itulah kenapa penentuan leluhur bersama dan rekonstruksi pohon silsilah sangat berguna.

Inilah persis yang Shu dan rekan-rekannya lakukan terhadap lebih dari 100 orang China dalam studi mereka. Pohon silsilah yang dihasilkan sangat rumit. Itu mengungkap, sebagai contoh, bahwa populasi manusia membelah sekitar 54.000 tahun lampau dalam migrasi keluar Afrika.

Tapi itu juga menunjukkan sebuah peristiwa lebih mengagetkan di China sekitar 5.000 tahun lampau di mana tiga populasi berekspansi secara cepat dalam kurun 500 tahun dari satu sama lain. Masing-masing populasi ini dapat ditelusuri sampai ke satu orang pria. Tapi sekarang mereka menyusun lebih dari 40% populasi Han China modern—dengan kata lain 300 juta pria hidup.

Tanggal tersebut juga signifikan. Periode ini adalah zaman Neolitik akhir atau kadang disebut Zaman Batu akhir. Kendati bukti pertanian di China bermula dari sekitar 10.000 tahun lampau, teknologi baru ini menyebar relatif lamban pada awalnya.

Tapi sekitar 5.000 tahun lampau, perubahan pada agrikultur intensif menjadi lebih dramatis. “Selama periode ini, agrikultur menjadi matang dan intensif, dan mayoritas diet manusia bergeser dari pengumpulan makanan ke produksi makanan,” kata mereka.

Bukti baru milik Shi dan kolega mengindikasikan bahwa tiga klan sangat sukses dalam hal ini. Ini dapat disamakan dengan “perubahan demografis luar biasa di Zaman Neolitik akhir,” kata mereka.

Peralihan yang sukses ke pertanian jelas-jelas berdampak penting pada reproduksi. Shi dan kolega berspekulasi bahwa perburuan begitu berbahaya sehingga kebanyakan pria bakal mati relatif muda. Tapi petani bebas bereproduksi lebih lama, yang memungkinkan penyebaran kromosom-Y secara lebih luas di kelompok-kelompok sukses ini.

Satu pertanyaan menarik adalah siapa para superkakek ini. Satu kemungkinan, mereka adalah Kaisar Yan dan Kaisar Huang, dua pemimpin legendaris China yang berasal dari sekitar masa ini.

Itu tidak akan mudah dibuktikan dan Shi dan kolega menyebut itu akan butuh pendekatan lintas-disiplin yang mencakup data genetik di samping bukti bukti arkeologis, etnis, dan dokumenter. Sebuah proyek yang patut disimak, sudah pasti.

Rujukan

arxiv.org/abs/1310.3897

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.